AnakIslam.com – Mendidik Anak Tidak Menjadi Pragmatis. Pragmatis adalah mmengukur segala sesuatu berdasarkan pencapaian materi. Hal ini penting bagi anak kita, karena kelak mereka pun akan mengukur kesuksesann seseorang dari standar yang biasa kita pakai. Apakah bisa mendidik anak kita untuk melakukan itu ? Nah, di artikel ini admin akan menjelaskan dengan cara yang mudah dipahami.
Daftar Isi
Seputar tentang Pragmatisme Saat Ini
Perkambangan zaman yang ada saat ini tak jarang menyeret manusia pada cara pandang yang terlalu matrealistis. Bayangkan di tontonan yang biasa dilihatnya, seseorang disuguhi dengan berbagai hal yang berbau duniawi. Mulai dari tontonan tv, video di sosial media dan berita di media online, seakan memaksa manusia untuk memahami bahwa strandar kesuksesan manusia bisa diukur dengan kekayaannya.
-
Pragmatisme adalah Fenomena yang Melanda Siapa Saja
Sayangnya lagi ini bukan hanya menimpa mereka yang awam pada ilmu agama. Tapi mereka yang notabene menjadi guru dalam agama pun seakan melakukan hal itu. Bahkan pernah saya mendengar sendiri seseorang yang mengatakan,
“Gak bisa kita dakwah pada mereka yang pakai motor gede, kalau kita pakai mio.”
Apa-apaan lagi ini. Seakan mendapatkan jamaah yang high class adalah pencapaian yang membanggakan. Entah karena tendensi apa hal itu dilakukan. Tapi yang jelas dengan cara pandang seperti ini apa yang bisa diharapkan ?
Padahal sebagai guru agama, sebaiknya yang menjadi fokus mereka adalah bagaimana menambah ilmu, karena semakin kesini tantangan umat semakin besar. Sebaiknya mereka meningkatkan keilmuannya untuk menjawab persoalan umat, bukan malah sibuk mendapatkan pengakuan dari jamaah yang sesuai dengan targetnya. Seorang guru sebaiknya terus menempa dirinya untuk bisa menjadi panutan yang baik, termasuk dalam hal tidak menjadi pragmatis seperti yang umum dilakukan oleh orang yang mungkin awam ilmu agamanya..
Tapi harus diakui saat ini semuanya sudah mulai berubah. Mencari guru agama yang benar-benar mengajarkan kesederhanaan bukanlah hal yang mudah. Banyak mereka yang menjadi guru mengikuti kebiasaan para muridnya. Hal yang sebenarnya sangat ironis di saat umat membutuhkan panutan orang-orang yang tetap berpenampilan sederhana.
2. Carilah Lembaga Pendidikan yang Tidak Pragmatis
Di tengah kondisi yang seperti inilah, kita harus memilihkan guru untuk anak-anak kita. Maka sebagai orang tua kita harus tahu secara pasti bagaimana pendidikan yang diajarkan nanti kepada mereka.
Menjadi kaya boleh. Bahkan dengan kekayaan kita bisa melakukan apa saja demi kemajuan umat. Tapi menujukkan kekayaan dan gaya hidup layaknya artis ini yang menjadi kekhawatiran kita semua. Di saat umat membutuhkan panutan sosok yang paham agama dengan penampilan yang sederhana, tapi yang mereka temui jauh dari apa yang diharapkan.
Itulah pembahasan kita kali ini tentang Mendidik Anak Tidak Menjadi Pragmatis. Artikel ini akan mengalami penambahan bahasan sesuai dengan tambahan informasi yang didapatkan oleh admin.