AnakIslam.com – Sudah kita ketahui bahwa peran pesanten sangat besar bagi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Ya, manusia yang bukan hanya jujur, tapi juga bermanfaat dan kompeten dengan bidang pekerjaannya adalah harapan besar bangsa dan negara ini pada setiap masyarakatnya.
Untuk mencapai tujuan itu pesantren bisa menjadi salahsatu inisiatifnya. Dengan pendidikan dan pengajaran ilmu agama yang intensi di pesantren diharapkan bisa mencetak manusia-manusia Indesia yang bagus secara akademis, akhlak dan peradabannya.
Dengan makin besarnya peran pesantren inilah, maka sebagai lembaga pendidikan pesantren juga mengembangkan dirinya sesuai potensi tenaga pendidiknya. Maka itulah sejak awal berkembang dua prototype besar pesantren di Indonesia, yaitu pesatren tradisional (tradisional) dan pesantren modern.
Apa Perbedaan Antara Keduanya?
Perbedaan Pesantren Tradisional dan Pesantren Modern
Pesantren tradisional biasanya dengan ciri khas sebagai berikut:
- Fokus mempelajari kitab-kitab kuning (turos)
- Bahasa pengantar menggunakan bahasa daerah tempat berdirinya pesantren. Misalnya di Jawa Timur, maka bahasa pengantar belajar santri untuk menerjemahkan kitab-kitab yang dipelajari adalah bahasa Jawa. Begitu juga untuk pesantren lainnya sesuai daerahnya.
- Adanya sistem sorogan dan bandongan
- Mempelajari fiqih dari salahsatu mazhab
- Pada beberapa pesantren yang masih kecil, tempat belajar biasanya di masjid atau aula
- Biasanya proses belajar mengajar dilakukan dengan santai, seperti halaqah atau seperti majelis untuk membuat santri merasa nyaman saat belajar
- Kegiatan ekstrakulikuler biasanya yang ada hubungannya dengan pelajaran utama pesantren
Sedangkan pesantren modern dengan ciri khas sebagai berikut:
- Fokus pada pengajaran buku-buku pelajaran agama dan bahasa sebagai media belajar santri. Pelajaran umum porsinya lebih kecil dari keduanya.
- Biasanya bahasa pengantar menggunakan Bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa pengantar pelajaran. Pemilihan dua bahasa ini adalah agar santri dapat belajar langsung atau setidaknya memahami buku pelajaran yang bilingual dengan kemampuan berbahasa mereka. Sistem belajar menggunakan metode dedaktik metodik
- Mempelajari fiqih dari beberapa mazhab
- Pesantren yang masih kecil biasanya hanya menggunakan kelas seadanya
- Proses belajar mengajar dilakukan sebagaimana di sekolah umum, menggunakan meja dan kursi, agar santri dapat konsentrasi saat pelajaran berlangsung.
- Kegiatan ekstrakulikuler beragam, mulai bahasa, olah raga, bela diri, music, seni, dll
Perbedaan untuk Saling Menghargai
Adanya perbedaan antara pesantren tradisional dan pesantren modern ini tidak menjadi masalah yang perlu dibesar-besarkan. Karena sejatinya keduanya hadir dan tumbuh untuk menjawab fenomena di masyarakat, terutama kurangnya porsi pelajaran agama di sekolah umum.
Setiap anak bebas memilih pilihannya masing-masing kemana ia akan mondok, tentunya dengan masukan dari orang tua sebagai pihak yang paling mengerti tentang sifat, karakter dan kepribadian anak.
Pesantren Tradisional dan Pesantren Modern Saling Melengkapi
Apa yang kita harapkan adalah bahwa nanti para lulusan dari dua pesantren ini saling melengkapi untuk menciptakan peradaban Islam yang maju di masyarakat. Satu sama lain punya kelebihan, dimana satu sama lain juga punya kekurangan untuk saling dilengkapi oleh yang lainnya.
Jika hal ini terjadi, tentu harapan kita bersama bahwa umat ini menjadi lokomotif kemajuan dalam masyarakat bukan hal yang mustahil. Ya, kita doakan adik-adik dari dua pesantren ini bahu-membahu membangun umat sehingga tercipta masyarakat yang rukun damai gemah ripah loh jinawi dan mewujudkan Indonesia sebagai negara Madani. Semoga !