Apa Itu Pengertian Matan ? Kenali Matan dan Sanad dalam Hadits

1 min read

pengertian matan

AnakIslam.com – Ilmu hadits menjadi satu ilmu yang tentu dipelajari dalam mengkaji keseluruhan agama Islam. Saat membahas tentang hadits, tentunya akan dibahas pula tentang Matan yang juga berhubungan dengan Sanad. Tapi, apa itu pengertian matan dan apa hubungannya dengan sanad? Simak selengkapnya.

Apa Itu Matan?

Jika dilihat dari segi bahasa, Matan sederhananya berarti membelah atau mengikat. Lalu apa yang terikat atau terbelah? Tentunya nama matan tidak diartikan begitu saja. Karenanya, perlu dilihat dari tafsir secara etimologi untuk mengartikan apa itu matan dalam ilmu hadits.

Jadi, apa itu matan? Dari segi etimologi, matan dalam ilmu hadits adalah perkataan atau kalimat yang disampaikan pada akhir sanad atau silsilah penyampaian hadits. Bisa dikatakan matan sebagai pokok hadits itu sendiri. Biasanya matan lah yang disampaikan dan disebut sebagai tubuh ‘hadits’.

Namun, dalam ilmu hadits, matan tak boleh hadir sendirian. Penyampaian matan harus dilengkapi dengan sanad bahkan rawinya sekaligus. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat kebenaran sebuah matan hadits. Hal ini dikarenakan ada syarat tertentu yang membuat hadits menjadi dianggap benar.

Hubungan Matan dan Sanad

Hadits adalah satu sumber ajaran agama yang disampaikan oleh Rasulullah SAW di luar Al-Qur’an. Sifatnya adalah menjadi pelengkap Al-Qur’an, terutama untuk hal-hal yang tidak disebutkan. Hadits bisa berupa ucapan Rasulullah, perbuatan/perlakuan Rasulullah, dan ketetapan Rasulullah. Yang jelas semuanya berasal dari Rasulullah.

Hadits hingga bisa sampai kepada umat Muslim tentu memiliki sebuah perjalanan untuk menyampaikannya. Perjalanan ini lah yang disebut dengan sanad. Perjalanan hadits dari Rasulullah, melalui sahabat, kemudian melalui perawi-perawi selanjutnya hingga matan hadits sampai kepada umat Muslim hingga saat ini.

Dari sanad ini juga bisa dibuktikan kesahihan hadits yang diriwayatkan. Periwayatan hadits bisa diurutkan dari sanadnya hingga sampai pada Rasulullah SAW. Dari sini diketahui apakah sebuah hadits itu tingkatnya shahih, hasan, atau bahkan dhoif.

Sebab Perbedaan Matan Hadits

Pada penjelasan diatas sudah dijelaskan tentang apa itu pengertian matan hadits. Lalu, mengapa bisa ada hadits dengan model atau bentuk matan yang berbeda? Hal tersebut tentu ada penyebabnya. Karenanya, berikut ini adalah sebab-sebab yang bisa membedakan matan hadits yang disampaikan:

1. Riwayat bil Lafdzi

Penyebab yang pertama adalah penyampaian hadits yaitu riwayat bil lafdzi atau sesuai dengan lafadznya. Para sahabat akan meriwayatkan hadits ini dengan pemilihan kata yang sama persis dengan sabda Rasulullah SAW. Hadits-hadits yang diriwayatkan sesuai dengan lafadznya akan memiliki persamaan pada kata-katanya.

Hal ini dapat dilihat dari periwayatan satu rawi dengan rawi lainnya. Hadits riwayat bil lafdzi akan memiliki kesamaan antar rawi yang menyampaikan. Penyebabnya sudah tentu karena para rawi menyampaikan keseluruhan hadits yang sesuai bahkan persis dengan apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW.

2. Riwayat bil Ma’na

Yang kedua, ada hadits-hadits yang periwayatannya sesuai dengan maknanya saja. Hadits-hadits ini disebut dengan riwayat bil ma’na, atau riwayat dari maknanya. Setiap rawi bisa saja menyampaikan versi hadits dengan bunyi yang berbeda-beda.

Namun hal ini bukan berarti hadits riwayat bil ma’na tidak sesuai dengan penyampaian Rasulullah. Para sahabat tentu akan menyampaikan isi ajaran dari hadits dengan ajaran yang persis sama. Hanya saja, untuk redaksinya, setiap rawi mungkin menggunakan diksi atau penyusunan kalimat yang berbeda.

Jadi, apa itu pengertian matan? Jawabannya sudah bisa ditemukan dalam artikel ini. Sebagai komponen utama dari sebuah hadits, matan akan dilengkapi dengan sanad. Karenanya, keduanya tak bisa dipisahkan saat mempelajari hadits. Matan dan Sanad akan selalu terhubung.