Pahala Orang Tua yang Memondokkan Anaknya di Pesantren

Pahala Orang Tua yang Memondokkan Anaknya

AnakIslam.com – Pahala Orang Tua yang Memondokkan Anaknya di Pesantren. Bagaimana pahala bagi orang tua yang memondokkan anaknya di pesantren? sebelum menjawab ini, adminakan membahas dulu bagaimana pahala orang tua yang mengajari anaknya membaa Al-Qur’an. Karena memang tidak bisa seseorang belajar agama dengan baik, sebelum dia bisa membaca Al-Qur’an.

Kita menyadari bahwa saat ini kemajuan peradaban dengan masyarakat yang semakin dinamis dimana dalam satu keluarga, tidak hanya Bapak sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah, namun Ibu juga membantu ayah mencari tambahan menambah rezeki untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Ditengah kesibukan tersebut yang terkadang berlangsung seharian sehingga terkadang ketika ayah dan ibu kembali kerumah sudah lelah, memperhatikan pendidikan intensitasnya menjadi berkurang apalagi mengajarkan anak untuk mempelajari Al-Qur’an.

Namun betapa besarnya pahala bagi orang tua yang menyempatkan diri untuk mengajarkan Al-Qur’an pada anaknya. Hal tersebut berdasarkan riwayat Abdullah bin Samrah RA bahwa pada suatu waktu seorang pria datang kepada Rasulullah SAW menanyakan pahala bagi orangtua yang mengajarkan Al-Qr’an pada anaknya, namun Rasulullah mengatakan tidak ada dalam Kalamullah  yang menjelaskan hal ini.

Lalu Malaikat Jibril datang dan ditanyai oleh Nabi, wahai Jibril apa pahala orangta yang mengajarkan Al-Qur’an pada anaknya ? Malaikat Jibril As menjawab : “ Wahai Muhammad, Tidak ada disebutkan dalam Al-Qur’an , kemudian Malaikat Jibril AS pun menanyakan kepada Malaikat Israfil AS, bahwa tidak hal tersebut disebutkan dalam Kalamullah, lalu kemudian setelah itu Malaikat Jibril turun menemui Rasulullah dan menyampaikan bahwa Allah menyampaikan salam kepada beliau dan menyampaikan pahala orangtua mengajarkan Al-Qur’an pada anaknya.

Pahala Mengajarkan Al-Qur’an

berikut adalah perumpaan pahala bagi orangtua yang mengajarkan Al-Qur’an pada anaknya :

  • Seperti sepuluh ribu kali melaksanakan haji
  • Seperti sepuluh ribu kali melaksanakan umrah
  • Seperti berperang di sepuluh ribu peperangan.
  • Seperti memberi makan sepuluh ribu orang muslim yang lapar.

Dalam hadits Rasullah juga bersabda :

“Rasulullah SAW bersabda bahwa barang siapa yang mengajarkan anaknya ayat dari Al-Qur’an adalah lebih baik daripada beribadah selama seribu tahun berpuasa pada dan Qiyamullail pada malamnya, dan lebih baik pula dari seribu dinar yang disedekahkan kepada fakir miskin.”

Demikian sekilas tulisan mengenai pahala orangtua mengajarkan Al-Qur’an pada anaknya. Hal ini akan lebih sempurna lagi jika anak sudah bisa membaca Al-Qur’an orang tua berusaha untuk bisa memasukkan anaknya ke pesantren supaya anaknya lebih paham tentang ilmu agama yang akan bermanfaat di kemudian hari.

Pahala Orang Tua yang Memondokkan Anaknya

Setelah anak sudah bisa membaa Al-qur’an sebenarnya ini adalah bekal awal untuk mereka bisa belajar ilmu agama yan lebih intens di pesantren. karena memang hanya di pesantren lah anak-anak kita bisa belajar ilmu agama dengan situasi yang terkondisikan.

Berikut kutipan ungkapan perasaan seorang wali santri yang memondokkan anaknya di pesantren,

“Demi Allah, bukan Kami benci hingga membuangmu jauh ke pesantren. Bukan kami tak cinta wahai anak kesayanganku. Kami bahagia melihat tangismu hari ini saat kami tinggal pulang. Kelak suatu saat kau kan merindukan tangis perpisahan itu.

Selamat berjuang, Nak !

Nanti juga kau kan paham mengapa kami titipkan engkau di pesantren. Maafkan kami tidak bisa seperti orang tua lain. Memberimu segudang fasilitas dan kemewahan. Maafkan kami hanya bisa memberikanmu fasilitas akhirat.

Jadilah pembela Bapak dan Ibu di hari pengadilan Alloh kelak. Dengan menjadi santri kami harap engkaulah yang mengimami sholat jenazah kami nanti, menggotong keranda kami, memandikan diri kami, membungkus kain kafan kami, mengadzani kami di kubur tuk terakhir kali. Tak perlu kami memanggil ustadz-ustadz untuk mendoakan. Untuk apa ?

Bukankah nanti saat kami berbaring di ruang tengah dengan kaku. Ada anak2ku di samping kepalaku. Ada lantunan Tabarok adikmu disamping badan kami. Itulah hari terbahagia kami nanti menjadi orang tua, Nak. Jenazah kami teriring do’a anak-anak kami sendiri.

Bukankah junjungan kita Baginda Nabi pernah berkata, saat kita semua mati semua amal akan terputus kecuali tiga perkara. Do’amu lah salah satunya.

Di pesantren sangat mengasyikkan. Temanmu teramat banyak seperti keluarga sendiri. Pengalamanmu akan luas. Jiwamu kan tegar. Kesabaranmu kan gigih. Kami hanya ingin kau bisa mendoakan kami sepanjang waktumu. Menyayangi kami dihari tua kami nanti. Selayaknya kami sayangi engkau dihari kecilmu. Kami tak ingin nanti ketika jenazah kami belum dikuburkan. Namun kau dan adikmu sudah menghitung-hitung harta, hingga permusuhanpun terjadi.

Selamat berjuang , Nak ! Dengarkan ustadz dan semua gurumu, muliakan mereka. Seperti kau muliakan Bapak Ibumu. Beliau-beliau adalah pengganti Bapak Ibumu di rumah.

Selamat berproses, Nak ! Berbahagialah , Nak ! Tersenyumlah, Nak ! Kelak kau kan paham maksud kami, karena banyak pelajaran kehidupan yang hanya diperoleh di pesantren dan tidak ada di jalur sekolah formal.”

Jadi dari ungkapan tadi bisa dirasakan bahwa memang sangat besar harapan orang tua agar anaknya bisa menjadi santri di sebuah pesantren. Karena kelak apa yang dilakukan sang anak  – baik saat mendoakan orang tua atau saat dia berbuat kebaikan pada sesama – akan menjadi tabungan pahala bagi orang tuanya. Alangkah senangnya orang tua yang mempunyai anak seperti ini, selain semasa hidupnya ia bahagia karena mempunyai anak yang menyejukkan mata dengan berbagai amal kebaikannya, saat nanti ia meninggal pun ia tetap mendapatkan pahala jariyah dari setiap perbuatan baik anaknya.

You May Also Like

About the Author: admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *