Kedewasaan Anak dalam Islam. Penting untuk Pertimbangan Anda

Kedewasaan Anak dalam Islam

AnakIslam.com – Kedewasaan Anak dalam Islam. Menjadi orang tua bagi anak-anak muslim itu tidak mudah. Kita dihadapkan dengan dua pilihan besar untuk anak-anak kita, apakah hanya mengejar dunia saja, atau juga akhirat. Tapi memang untuk meraih keduanya bukan hal yang mudah.

Jujur saat ini anak saya masih SD, tapi untuk menentukan masa depan anak ke depannya bukanlah hal yang mudah. Kadang jika kita melihat sekitar kita, kita akan banyak mendapati orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah umum saja. Jika ditanya jawaban mereka ternyata bukan hanya karena sekolah umum gratis, tapi yang lebih dari itu, mereka ingin kelak anak mereka bisa masuk ke Perguruan Tinggi yang bagus dan mudah mendapatkan kerja.

Gak usah lah mencontoh ke orang-orang itu, saya sendiri adalah produk yang dihasilkan oleh sekolah umum sejak SD sampai SMA. Dan untuk kategori anak yang dihasilkan dihasilkan sekolah umum, saya mungkin bagi sebagian besar orang boleh dikatakan berhasil, karena di akhir masa pendidikan (SMA) saya bisa lulus menjadi 3 terbaik dan berhak memilih beasiswa di 2 PTN ternama di Indonesia.

Meski akhirnya saya tidak mengambilnya. Saya memilih untuk mondok lagi (setingkat SMA) dengan nilai kelulusan hanya cukup (maqbul). Tapi saya puas, karena saya telah berhasil membbuat belokan besar di perjalanan hidup saya. Belokan yang mungkin sebagian besar orang tidak akan memilihnya jika prioritas mereka hanya dunia semata.

Tapi ini bukan berarti saya merasa lebih agamis dari mereka yang menempuh jalur linier, SD hingga kuliah bahkan kerja di Pemerintahan. Bukan itu, tapi ini menjadi titik balik dalam diri saya, bahwa orang yang lahir di lingkungan yang biasa saja (bukan pesantren) seperti saya, bisa juga menyelesaikan pendidikan agama di Pesantren paling disiplin di Indonesia atau bahkan di dunia, seperti Gontor.

Apa ini sudah selesai ?

Tentu saja tidak. Kini saat saya sudah mempunyai anak, yang kebetulan semuanya laki-laki, saya harus dihadapkan dengan kegundahan kedua kalinya. Kegundahannya adalah akan kemana anak saya nanti; akan dimasukkan sekolah umum atau pesantren ?

Alasan memasukkan anak ke dua pendidikan ini pun juga sama seperti awalnya. Jika ingin anak lebih mudah mendapatkan akses ke pendidikan tinggi yang berlualitas, maka terbesit juga untuk memasukkan mereka ke sekolah umum. Tapi sebaliknya, jika ingin anak bisa menyeimbangkan antara dunia dan akhirat, maka pesantren adalah pilihan yang tepat.

Kegundahan saya tentang pendidikan anak setelah SD ini seakan mendapatkan sedikit jawabannya setelah tanpa sengaja mengikuti acara parenting yang diadakan oleh sekolah anak saya, SDIT Attala Cendekia, yang menghadirkan seorang ahli parenting dan SDM, Pak Adrianus. Di acara tersebut beliau memaparkan akan pentingnya proses aqil (kemampuan berpikir) bagi anak, di saat kemampuan baligh (berkembangnya nafsu) anak saat ini semakin cepat. Ini berkaitan sekali dengan Kedewasaan Anak dalam Islam.

Dari pemaparan beliau saya hanya termanggut-manggut, ternyata apa yang diajarkan di pesantren saat saya mondok adalah untuk mendewasakan anak. Apa yang santri lihat, dengar dan rasakan di pondok untuk jenjang anak baru (kelas 1 dari SD) pun tak kalah dengan apa yang dirasakan anak-anak SMP bahkan SMA di sekolah umum.

Kenapa ini bisa terjadi ?

Karena tidak sedikir guru yang ada di sekolah umum, beliau-beliau hanya menunaikan tugasnya sebagai pengajar, bukan pendidik. Beliau banyak yang hanya menuntaskan tugasnya mengajar sesuai target untuk ujian. Tapi ini memang tidak disalahkan, karena memang tugas guru hanya memberikan materi, sedangkan untuk pendidikan moral dan agama, ada tugas sendiri sesuai mata pelajaran masing-masing. Singkatnya, setiap guru hanya bertanggung jawab pada mata pelajaran yang diajarkannya.

Berbeda dengan di pesantren, dimana untuk menjadi pengajar (Ustadz), meskipun usianya masih muda, bahkan hanya terpaut sedikit dengan mereka yang diajar (santri), mereka harus membawa tugas mendidik dan mengajar. Unsur pendidikan ini diutamakan dibanding target mengajar pelajaran. Mereka harus bisa menjadi panutan yang baik, meski mungkin secara usia mereka masih remaja. Inilah pelajaran berharga pendewasaan anak yang tidak bisa ditemukan di sekolah umum.

Semoga artikel singkat tentang Kedewasaan Anak dalam Islam ini bermanfaat bagi Anda, para orang tua yang sedang gundah akan memasukkan anaknya kemana setelah mereka lulus dari SD.

About the Author: admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *